🚫 ODOL bukan sekadar pelanggaran, tapi ancaman nyata!
Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan niaga di Indonesia masih menjadi perhatian serius. Salah satu penyebab utama adalah praktik ODOL (Over Dimension Over Load), yaitu kendaraan yang membawa muatan melebihi kapasitas dan ukuran yang diizinkan.
Mengapa ODOL berbahaya?
-
Mengganggu kestabilan kendaraan sehingga sulit dikendalikan
-
Memperbesar blind spot pengemudi, mengurangi visibilitas
-
Merusak komponen kendaraan secara lebih cepat
-
Meningkatkan risiko terguling dan kecelakaan serius di jalan

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih cukup tinggi, dengan jumlah mencapai lebih dari 150 ribu kasus pada tahun 2023. Dari total tersebut, kendaraan pengangkut barang berkontribusi sekitar 12%. Lebih dari 12 ribu jiwa hilang setiap tahun akibat kecelakaan, sementara kerugian materi diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah.
Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menyampaikan keprihatinan atas tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang masih terjadi, khususnya yang melibatkan kendaraan niaga. Oleh karena itu, Isuzu mengajak semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama memahami risiko yang ditimbulkan oleh praktik Over Dimension Over Load (ODOL). Melalui edukasi dan dukungan kebijakan, Isuzu berkomitmen membantu menciptakan transportasi yang lebih aman dan berkelanjutan di Indonesia.
Kendaraan niaga memiliki karakteristik khusus, salah satunya adalah titik berat yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan penumpang. Posisi titik berat yang tinggi ini membuat kendaraan lebih rentan kehilangan keseimbangan, terutama saat membawa muatan. Praktik ODOL yang menambah beban dan dimensi kendaraan menyebabkan titik berat bergeser dan kendaraan menjadi semakin tidak stabil.
Ketidakstabilan tersebut berdampak langsung pada kemampuan pengemudi dalam mengendalikan kendaraan. Baik saat melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol, bermanuver di jalan yang sempit, maupun menghadapi kepadatan lalu lintas, perubahan titik berat yang drastis membuat kendaraan sulit dikendalikan dengan aman.
Selain itu, muatan berlebih memperbesar area blind spot atau titik buta pada kendaraan, sehingga pengemudi kesulitan memantau kondisi di sekitarnya. Hal ini tentunya meningkatkan potensi kecelakaan karena pengemudi tidak dapat mengantisipasi bahaya dengan cepat.
Lebih jauh lagi, muatan yang terlalu tinggi juga meningkatkan risiko tergulingnya kendaraan. Saat melaju melewati tikungan atau menghadapi situasi tak terduga, titik berat yang bergeser ke atas membuat keseimbangan terganggu, sehingga kendaraan lebih mudah kehilangan kontrol dan terguling.

Praktik ODOL tidak hanya membahayakan keselamatan di jalan, tetapi juga berdampak serius pada kondisi kendaraan itu sendiri. Salah satu komponen yang paling rentan adalah sistem pengereman. Banyak kecelakaan yang terjadi akibat rem blong, yang biasanya disebabkan oleh penggunaan rem melebihi kapasitas kerjanya. Ketika rem dipaksa bekerja di luar batas kemampuannya, risiko kegagalan fungsi semakin besar.
Dampak negatif ODOL juga dirasakan oleh infrastruktur jalan. Beban yang melebihi kapasitas jalan menyebabkan kerusakan lebih cepat, sehingga pemerintah harus mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan. Kerusakan ini tidak hanya merugikan pihak pemerintah, tetapi juga masyarakat umum yang mengandalkan jalan tersebut untuk aktivitas sehari-hari.
Mengatasi masalah ODOL bukan perkara mudah. Produsen kendaraan, termasuk PT Isuzu Astra Motor Indonesia, memang memiliki tanggung jawab dalam menyediakan kendaraan sesuai standar. Namun, modifikasi atau pengubahan kendaraan niaga yang berujung pada praktik ODOL lebih banyak menjadi kewenangan konsumen dan pihak ketiga seperti karoseri, sehingga sulit diatur secara langsung oleh pabrikan.
Meski begitu, Isuzu berkomitmen terus memberikan edukasi kepada seluruh pihak terkait, mulai dari perusahaan karoseri yang melakukan pengubahan kendaraan hingga para pemilik kendaraan. Dengan demikian, diharapkan kesadaran akan pentingnya mematuhi standar dimensi dan muatan dapat meningkat demi keselamatan bersama.